Pages

Monday, June 15, 2009

Rest at Seminung Lumbok Resort


Kawasan Wisata Terpadu (KWT) Seminung Lumbok Resort Lampung Barat terus berbenah menjelang dihelatnya pesta rakyat Festival Teluk Stabas XII pada pertengahan Juli mendatang.Kepala Dinas Pariwisata, Perhubungan, dan Pemuda Olahraga Lampung Barat Gatot Hudi Utomo mengatakan pembenahan KWT yang terletak di Pekon Lombok, Kecamatan Sukau, tersebut merupakan tuntutan kebutuhan fasilitas menjelang kegiatan yang berkaitan dengan kepariwisataan di Lampung Barat.

Apalagi, kata dia, pada tahun ini ada beberapa kegiatan seperti Festival Teluk Stabas, Gebyar Pesona Lumbok Ranau, Semarak Wisata Tanjung Setia dan kegiatan lainnya yang akan dilaksanakan di wilayah Lampung Barat.

Tak kalah penting dalam rangka memenuhi kebutuhan dunia pariwisata yakni memberikan servis yang maksimal kepada wisatawan, baik lokal atau mancanegara.


Dengan mempercantik wajah KWT Seminung Lumbok Resort, pihaknya berharap pengunjung akan lebih ramai dan betah berada di sana.

Berbicara tentang teknis pelaksanaan Festival Teluk Stabas, Gatot mengatakan pihaknya akan mengerahkan semua potensi dan kemampuan sehingga kegiatan tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Ia mencontohkan Festival Teluk Stabas. Jika sebelumnya ditampilkan pawai budaya, pada tahun ini diubah dengan atraksi budaya lokal akan ditonjolkan dan dikolaborasikan, sehingga acara bisa menarik dan mengesankan.

Sedangkan lomba-lomba tradisional tetap dilaksanakan. Bedanya, jika kegiatan yang biasanya ramai dan meriah adalah pembukaan, tahun ini kemeriahan itu akan diperlihatkan saat penutupan.

Gatot belum dapat menetapkan waktu yang tepat untuk pelaksanaan kegiatan. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan bisa berjalan maksimal. “Yang pasti sekitar pertengahan Juli,” ujarnya, kemarin (8-6).

Terkait dengan bidang kepariwisataan daerah, Komisi C DPRD Lampung Barat meminta instansi terkait aktif dan melakukan berbagai kegiatan. n HEN/ELI/D-2

Pernyataan itu disampaikan ketua Komisi C DPRD Lampung Barat, Suhaili dan anggotanya Sahrial di DPRD, Kamis (4-6). Keduanya menjelaskan, untuk menarik minat wisatawan, baik dari luar maupun dari dalam negeri sendiri maka banyak cara yang dapat dilakukan antara lain aktif melaksanakan kegiatan atau berbagai event di lokasi objek wisata.

Selain itu, kata dia, sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan kepariwisataan itu seperti perhotelan atau rumah makan di sekitar objek wisata harus dengan biaya yang terjangkau. Contohnya, hotel di Kawasan Wisata Terpadu (KWT) resort Lombok–Ranau di Kecamatan Sukau diharapkan tarif penginapan dan sarana lainya yang dikenakan tidak terlalu mahal sehingga calon pengunjung memiliki minat untuk memanfaatkan sarana dan prasarana tersebut dalam melaksanakan tournya ke objek wisata itu.


Selama ini, kata dia, tarif hotel milik pemerintah daerah di KWT Lombok itu terkesan mahal sehingga para pengunjung merasa keberatan dengan tarif tersebut. Jika tarif tersebut tinggi maka dipastikan pemasukan perhotelan dari kunjungan wisatawan tersebut akan sangat minim. Akibatnya, perhotelan yang dibangun dari dana miliaran rupiah tersebut hanya akan merugikan negara saja karena besaran biaya yang dikeluarkan untuk gaji karyawan dan perawatan dengan pemasukan tidak berimbang. Sebab itu, akan lebih baik jika harganya lebih murah agar terjangkau oleh pengunjung sehingga pemanfaatanya meningkat daripada tarif mahal dan pengunjung minim yang mengakibatkan pemasukan kurang.

Pernyataan tersebut disampaikanya dengan alasan berdasarkan hasil studi banding Komisi C ke Dinas Pariwisata Kotamadya Yogyakarta akhir Mei lalu. Dalam kunjungan kerja Komisi C itu, kata Suhaili, pihaknya banyak mendapat informasi tentang kiat untuk memajukan kepariwisataan yang tentunya dapat diterapkan di Lampung Barat ini.

Selain sarana perhotelan diminta agar tarif yang dikenakan tidak terlalu mahal, hal yang dapat ditiru lagi yaitu seluruh rumah makan mulai dari yang besar hingga kecil harus memiliki daftar harga menu yang disediakan pemilik rumah makan. Tujuanya agar para pengunjung dapat melihat secara langsung tentang informasi berapa biaya yang akan dikeluarkan jika memesan makanan sesuai selera. “Dengan adanya daftar harga menu itu maka pengunjung tersebut tidak khawatir dengan bekal yang ada,” kata Suhaili.

Suhaili dan Sahrial juga menambahkan, selain tarif perhotelan dan tentang daftar harga menu itu, masih ada kiat lain untuk menarik minat wisatawan. Antara lain masyarakat juga harus pro aktif, santun dan ramah terhadap para tamu yang datang, salahsatunya dengan cara memberitahu berbagai lokasi objek wisata maupun tempat yang dibutuhkan jika pengunjung itu tampak belum mengetahuinya.
(source: kabarlampung.com)

No comments:

Post a Comment